Cerita Haaland Bikin Keki Lawan, Disebut Tak Berkelas
|
PrediksiBola855 Erling Haaland merupakan salah satu kalau bukan pemain muda paling ‘panas’ saat ini. Namun, bagi pemain internasional Gibraltar ini, Haaland tidak berkelas.
Haaland terus menanjak setelah bergabung Borussia Dortmund dari RB Salzburg pada musim dingin tahun lalu. Sampai kini, Haaland sudah membuat 66 gol dalam 66 penampilan di seluruh kompetisi. Sedangkan di level internasional, sebanyak 12 gol dibukukan Haaland dalam 15 penampilan untuk Norwegia sejak debut pada 2019.
Penampilan terakhir Haaland untuk Norwegia ditandai dengan hat-trick ke gawang Gibraltar dalam kemenangan 5-1 di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Pemain senior Gibraltar Reece Styche mengungkapkan tidak ada seorang pun di timnya yang menginginkan kaus Haaland usai pertandingan meski tampil impresif.
Hal itu disebabkan karena Haaland telah bersikap sombong dalam pertemuan pertama kedua tim di Gibraltar pada Maret 2021. Styche, yang merumput di divisi tujuh Liga Inggris, mengungkapkan bahwa Erling Haaland menolak permintaan bertukar jersey dari rekan senegaranya, Roy Chipolina. Padahal kaus itu akan diberikan kepada putranya.
“Tidak ada dari kami yang menginginkan kaus Haaland, jadi kami menolak dia,” ceplos Reece Styche kepada the Sun. “Pada Maret lalu, kapten kami Roy Chipolina meminta kaus pada Haaland ketika kami berduel di Gibraltar. Norwegia menang 3-0, tapi Haaland tidak mencetak gol, diganti setelah sejam dan suasana hatinya sedikit jelek.”
“Setelah mereka sama-sama menyelesaikan wawancara dengan televisi, Roy bilang kepada dia: ‘Putra kecilku itu penggemar beratmu, maukah kamu bertukar jersey?’
“Haaland cuma melihat dia, tertawa dan ngeloyor pergi! Dia memang bisa membeli banyak hal, tapi tidak bisa membeli kelas. Mungkin gembar-gembor media sudah merasuki pikirannya. Padahal dia punya peluang untuk membuat si anak sangat gembira tapi dia malah menolak.”
“Jadi tidak ada yang menginginkan kaus dia di Oslo. Mungkin dia mau menyimpannya untuk menandai hat-trick atau memberikan kepada seorang suporter Norwegia karena itu memang laga kandang pertama dengan suporter setelah Covid,” Styche menambahkan.